ASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLOH ...
AHLAN WA SAHLAN WA MARHABAN ....

Join The Community

Subscribe via Email

Minggu, 23 Januari 2011

TERJEMAH KITAB RISALAH AL MUAWWANAH fasal 8

FASAL 8
Dan bagi kamu wajib menjaga beberapa amalan dzikir dan do’a serta wirid-wirid pada saat selesai melaksanakan shalat dan ketika subuh dan sore hari dan ketika hendak tidur, dan ketika bangun dan lain sebagainya dari setiap waktu dan keadaan. Maka apa saja yang diajarkan RasuluLlah SAW bagi umatnya tentu akan menjadi sebab kebahagiaan dan kebaikan serta keselamatannya dari keburukan waktu tersebut. Dan siapa yang menyia-nyiakan akan hal tadi, kemudian menjumpai beberapa hal yang tidak menyenangkan hati, atau terhalang antara dia dengan apa yang ia cintai, maka janganlah menyalahkan kepada siapapun kecuali kepada diri sendiri. Dan barang siapa yang ingin mnegamalkan apa yang telah disebutkan tadi, maka hendaklah mempelajari kitab Al-Adzkaar karya Imam Nawawi RA. Dan yang utama diamalkan ketika selesai melaksanakan shalat maka hendaklah dibaca setelah shalat maktubah “Allahumma a’innyy ‘alaa dzikriKa wa syukriKa wa husni ‘ibaadatiKa” dan “dan tasbih 33 X, demikian pula takbir dan tahmid 33 X, dan terakhir ditutup dengan Laa Ilaaha IllaLlah wahdaHu Laa SyariikaLah laHul mulku walaHul Hamdu wahua ‘ala kulli Syai’in Qadiir” dan kalimat yang di atas dapat juga ditambah dengan kata “Yuhyi wa yumiit” dibaca10 kali sebelum mengucapkan kata-kata apapun setelah shalat subuh dan ashar dan maghrib, dan diantaranya juga dibaca kalimat pada waktu pagi dan sore “SubhanaLlah wabihamdiHi 100X” dan “SubhanaLlah wal hamdu luLlah wa Laa Ilaaha IllaLlah HuweaLlaahu Akbar” 100 X, dan “Laa Ilaaha illaLlaah wahdaHu laa syariikalaH laHul mulku walaHul hamdu waHuwa ‘ala kulli syai’in qadiir setiap hari 100 X”
Dan jadikan bagimu wirid berupa bacaan shalawat kepada Nabi SAW karena yang demikian ini merupakan washilah / media / perantara yang akan menghubungkan kamu dengan kekasih Allah dan merupakan pintu yang banyak faidahnya bagi kamu dengan perantaraan shalawat ke hadirat RasuluLlah SAW. Sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW, yang artinya, “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan berselawat-memberi rahmat- kepadanya 10 kali. Dan juga bersabda RasuluLlah SAW, “Yang paling cinta diantara kamu sekalian kepadaku, dan paling dekat tempat duduk dari kamu sekalian kepadaku adalah yang paling banyak dari kamu yang membaca salawat kepadaku”. Dan sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita semua dalam kitabNya yang mulia dengan firmanNya, “Yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu alaiHi wasallimuu tasliimaa” yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu semua kepadaNya (kepada RasuluLlah SAW) dan ucapkan salam kepadanya dengan sesungguh-sungguh salam”. Maka lakukanlah perintah tersebut dan perbanyaklah dan jangan engkau sedikitkan, dan gabungkanlah antara selawat dan salam serta selawat kepada keluarga Nabi SAW. Dan perbanyaklah dari shalawat pada malam jum’at dan siang harinya.
Dan seharusnya bagi kamu untuk memiliki wirid berupa tafakur baik pada malam hari maupun siang hari yang engkau tetapkan waktunya untuk sesaat atau beberapa saat. Dan saat yang tepat untuk bertafakur adalah saat yang paling luang dan saat yang paling jernih dalam pikiran seperti pada waktu tengah malam. Dan ketahuilah bahwa kebaikan dunia dan agama adalah terletak pada bagusnya tafakur . dan barang siapa yang dianugerahi tafakur, niscaya ia telah diberikan semua kebaikan. dan sungguh telah terdapat pernyataan yang menyebutkan bahwa tafakur sesaat itu lebih baik daripada ibadah satu tahun. Dan telah berkata Sayyidina Ali KarramaLlaahu WajHah, “tidak ada ‘ibadah seperti tafakur / yang melebihi tafakur dalam hal kebaikannya. Dan ba’dhul ‘aarifiin berkata, “sesungguhnya tafakur adalah pelita hati orang mukmin. Maka apabila hilang pelita itu niscaya tidak akan terang hati itu “. Dan tempat berlalunya tafakur itu banyak sekali, diantaranya (dan yang paling utama) adalah tafakur tentang keajaiban-keajaiban ciptaan Allah pada alam semesta, dan jejak atau bekas dari taqdir Allah baik yanh dhahir maupun bathin, dan apa yang terjadi pada langit dan bumi, dan yang demikian ini akn menambah ma’rifat akan dzat Allah dan sifatNya dan AsmaNya. Dan Allah telah berfirman yang artinya, Dan lihatlah apa saja yang ada di langit dan di bumi. Dan dirimu adalah termasuk pada ciptaanNya yang ‘ajaib maka bertafakurlah tentang dirimu. Dan Allah Ta’ala telah berfirman, Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin demikian juga pada dirimu, maka apakah kamu tidak melihatnya ?.
Dan hendaknya engkau bertafakur akan ni’matNya dan pertolonganNya yang sampai kepadamu dan juga akan ni’matNya yang sempurna atasmu. Allah Ta’ala berfirman, “Dan ingatlah kamu semua akan ni’mat-ni’mat Allah kepadamu agar kamu menjadi orang yang beruntung“. Dan Allah juga berfirman, Jika engkau menghitung ni’mat Allah niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya. Dan Allah telah berfirman, Dan ni’mat apa saja yang datang kepadamu, maka sesungguhnya itu dari Allah. Dan hasil dari tafakur yang demikian adalah penuhnya hati dengan mahabbah / cinta dan sibuknya hati dengan bersyukur lahir maupun bathin sebagaimana Allah telah mencintainya dan ridha kepadanya.
Dan seyogyanya engkau bertafakur akan Ilmu Allah yang seluruh meliputi dirimu dan akan penglihatanNya kepadamu. Dan sungguh telah berfirman Allah Ta’ala, Dan sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang terlintas dalam hatinya dan Kami lebih dekat padanya daripada urat lehernya. Dan Allah Ta’ala berfirman, Dan Dia selalu bersama kamu di mana saja kamu berada dan sesungguhnya Allah melihat apa saja yang kamu perbuat. Dan Allah Ta’ala berfirman, Apakah kamu tiada mengetahui bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada di alangit dan di bumi. Dan apa yang ada diantara tiga orang maka Dialah yang ke empatnya. Dan yang diantara lima orang maka Dialah yang ke enamnya. Dan tafakur yang demikian ni akan membuahkan rasa malu pada dirimu jika Allah melihatmu pada apa yang dilarangNya, dan kehilangan kamu pada apa yang diperintahkanNya.
Dan seharusnya engkau bertafakur tentang kekuranganmu dalam beribadah kepada tuhanmu dan berpalingnya kamu pada apa yang dibencinya dengan mendatangi apa yang dilarangnya. Dan Allah Ta’ala berfirman, Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepadaKu. Dan Allah Ta’ala berfirman, Apakah kamu mengira bahwa Aku ciptakan kamu dengan sia-sia, dan kepada Kami kamu semua tidak akan kembali ?. dan Allah Ta’ala berfirman, Wahai manusia, apa yang telah memalingkan kamu dari Tuhanmu Yang Maha Mulia ?. Dan tafakur yang demikian ini akan menambah ketakutanmu kepada Allah dan akan membawamu kepada menghinakan hawa nafsumu dan memandang buruk kepadanya (nafsu), dan menjauhi keteledoran, serta melanggengkan keta’atan kepadaNya.
Dan seharusnya engkau bertafakur akan kehidupan dunia ini dengan segala kerepotannya dan tafakur akan cepat hilangnya dunia, dan bertafakur akan akhirat dan ni’matnya dan keabadiannya. Allah Ta’ala berfirman, Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat agar kamu berfikir tentang dunia dan akhirat. Dan Allah Ta’ala berfirman, bahkan mereka memilih kehidupan dunia, sedangkan akhirat lebih baik dan lebih kekal. Dan Allah Ta’ala berfirman, dan tidaklah kehidupan dunia ini tiada lain seperti sendau gurau belaka, dan sesungguhnya kampung akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya jika mereka mengetahui. Dan tafakur yang demikian akan membuahkan untukmu sifat zuhud kepada dunia dan cinta akan akhirat.
Dan sebaiknya engkau berfikir tentang datangnya maut dan memperoleh kesesahan dan penyesalan sesudahnya. Allah Ta’ala berfirman, Katakanlah (Muhammad) bahwa sesungguhnya kematian yang kamu sekalian lari daripadanya, maka sesungguhnya ia tetap akan menjumpaimu. Kemudian kemu semua akan dikembalikan kepada Allah dzat Yang Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata maka akan diberitakan kepadamu tentang apa-apa yang telah kamu perbuat. Dan Allah Ta’ala berfirman, sehingga apabila telah datang kematian kepada salah satu dari kamu semua maka dia akan mengatakan, Tuhan kembalikanlah aku-ke dunia- agar aku dapat berbuat kebaikan setelah apa yang telah aku tinggalkan –dari melakukannya-. Demikianlah perkataan yang mereka katakan.
Dan Allah Ta’ala juga telah berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, jangan sampai hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari dzikir kepada Allah. Sampai firman Nya, Dan Allah tidak akan menunda ajal seseorang apabila telah datang. Manfaat yang dapat diamnbil dari tafakur yang demikian ini adalah memendekkan angan-angan dan membeguskan amal dan memperbanyak bekal untuk kelak di hari akhir (hari kembali kepada Allah.
Dan wajib bagi kamu untuk bertafakur tentang akhlak-akhlak dan amal yang baik yang disifatkan Allah kepada para kekasihNya dan para musuhNya dan bertafakur tentang apa yang disediakan Allah untuk keduanya dari kebaikan yang baik yang segera (di dunia) maupun yang ditangguhkan (di akhirat). Allah Ta’ala berfirman, sesungguhnya orang yang baik akan hidup dalam keni’matan, dan orang-orang yang jahat maka akan mendapatkan siksaan (jahim). Dan Allah Ta’ala berfirman, Maka apakah orang yang beriman itu seperti orang yang fasiq ? Tidaklah sama mereka itu./dan Allah Ta’ala berfirman, Adaun orang-orang yang bertaqwa, niscaya mereka akan kami mudahkan kehidupan mereka. Dan Allah berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang beriman apabila disebut asma Allah maka bergetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatNya maka akan semakin tambahlah imannya. ….bagi mereka akan mendapat ampunan dari Tuhannya dan rizki yang baik. Dan Allah Ta’ala berfirman, Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bahwa mereka akan kami jadikan penguasa di bumi sebagai mana orang-orang yang telah terdahulu.
Dan Allah Ta’ala telah berfirman, Maka apabila telah Kami tetapkan keputusan Kami maka diantara mereka ada yang kami kirimkan angin yang membinasakan, dan diantara mereka ada yang kami siksa dengan seruan yang sangat keras (Shaihah), dan diantra mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula diantara mereka yang Kami tenggelamkan ke dalam laut. Dan tidaklah Allah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri. Dan Allah berfirman, dan orang-orang munafik baik laki maupun perempuan, diantara diri mereka saling mengajak kepada perbuatan yang buruk dan meghalangi perbuatan baik. …….dan Allah mela’nat mereka dan bagi mereka adzab yang menghinakan. dan Allah Ta’ala berfirman, dan orang yang beriman baik yang laki maupun yang perempuan saling tolong menolong diantara mereka, saling tolong-menolong dalam kebaikan,……..dan Ridho Allah lebih besar yang demikian itu adalah keberuntungan yang sangat besar. Allah Ta’ala berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Ku adn mereka hanya rela dengan kehidupan di dunia dan mereka tenang dengannya……. dan hasil dari tafakur yang demikian ini adalah menimbulkan cinta kepada orang-orang yang baik / shaleh / su’adaa’ dan menggerakkan dirinya untuk beramal sebagai mana amal mereka, dan berakhlak dengan akhlak mereka.
Dan sebaiknya engkau dapat menghadirkan pada setiap tafakur akan pemahamannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits, dan atsar dan janganlah engkau bertafakur akan dzat Allah dan sifatnya dengan tujuan menganalisa keadaanNya (kaifiyahnya) , dan sungguhntelah diriwayatkan dari RasuluLlah SAW bahwa Beliau bersabda, bertafakurlah kamu sekalian tentang ayat-ayat/tanda-tanda Allah dan janganlah kamu semua bertafakur tentang dzat Allah. Maka sengkau sesungguhnya tidak akan mampu dari yang demikian ini. Maka yang demikianlah apa yang kami sampaikan dari beberapa adab, dan beberapa tujuan aurad / wirid yang pada intinya adalah Hadirnya hati kepada Tuhan . dan engkau tidak akan dapat sampai kepada yang demikian jika tidak melali jalan ini yaitu melaksanakan amal yang lahiriah yang disertai hadirnya hati kehadirat Allah. Maka apabila engkau telah dapat membiasakan hal ini, maka akan teranglah nuur/cahaya kedekatan kepada Tuhan dan akan mengalirlah ilmu – ilmu ma’rifat. Dan apabila telah sampai yang demikian, maka hatimu akan selalu menghadap kepada Allah secara keseluruhan. Dan jadila Ia / hati selalu hadir kehadirat Allah SubhanaHu Wata’ala. Dan terkadang, keadaan yang demikian ini akan berkembang terus sehingga hati mengalami ghaibah dan istighraq (tenggelam) kehadirat Allah dan fana (lenyapnya hati karena yang dilihat hanyalah kebesaran Allah, sehingga yang lainnya lenyap/hilang termasuk dirinya, dan yang ada hanyalah allah) dan lain-lain perolehan yang ditemui oleh para AhliLlah. Dan dasar dari pencapaian tersebut adalah tekun dan bersungguh-sungguh melaksanakan amal dzahir dan menjaganya disamping hatinya selalu merasa hadir bersama Allah. Dan takutlah kamu akan meninggalkan amal meskipun amalan yang ringan dan takutlah tidak melanggengkan amal tersebut karena yang demikian termasuk dalam kebodohan. Dan janganlah melakukan amal karena merasa longgar waktunya dan karena badan sedang merasa enak dalam melakukannya akan tetapi sebaiknya disamakan baik dalam keadaan sibuk maupun longgar, yaitu tetap melaksanakan ketika hati merasa malas, dan menambahnya apabila mendapati waktu longgar.

Sabtu, 22 Januari 2011

TERJEMAH KITAB RISALAH AL MUAWWANAH fasal 7

FASAL 7
Dan seharusnya bagi kamu memiliki amalan dzikir kepada Allah Ta’ala dengan ditentukan waktunya maupun bilangan jumlahnya (tentu saja dengan meminta amalan dari para Masayikh / para Ulama’) karena yang demikian ini untuk mendidik kedisiplinan. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya dzikir adalah termasuk rukun thariqah atau sesuatu yang harus dijalankan bagi orang yang hendak mendekatkan diri kepada Allah, dan dzikir adalah kunci pembuka hakikat dan merupakan pedang bagi murid. Sebagaimana yang dikatakan oleh ba’dhul ‘Aarifiin bahwa sesungguhnya telah berfirman Allah, “Fadzkuruunii Adzkurkum” yang artinya, “maka ingatlah/berdzikirlah kamu semua kepada Ku niscaya Aku akan mengingatmu”. Dan allah telah berfirman, “FasdzkuruuLlaaha qiyaaman wa qu’uudan wa ‘alaa junuubikum” yang artinya, “maka ingat/berdzikirlah kamu sekalian kepada Allah ketika berdiri, dan duduk, dan ketika berbaring diatas punggungmu”.
Dan Allah Ta’ala juga berfirman, “Yaa ayyuhalladziina aamanuudzdzkuruLlaaha dzikran katsiira” yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, dziirlah kamu sekalian kepada Allah denagn dzikir yang banyak”.
Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, yang artinya, “Sesungguhnya Aku tergantung persangkaan hamba-ku kepada-Ku, dan Aku akan selalu bersamanya selama mereka mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam Diri-Ku. Jika ia menyebut-Ku di tempatnya, maka Aku akan menyebut-Nya di tempat-Ku lebih baik dari pada penyebutannya di tempatnya”.
Dan Nabi SAW telah bersabda, “Telah berfirman Allah Ta’ala, ‘Aku adalah teman duduk orang yang berdzikir kepada-Ku.”
Dan Nabi SAW juga telah bersabda, “Maukah kamu sekalian aku tunjukkan sebaik-baik amal kamu semua untuk Tuhanmu, dan lebih dapat mengangkat derajat kamu sekalian, dan yang lebih baik bagi kamu dari paad menginfaqkan emas dan perak dan lebih baik dari keadaan seandainya engkau berjumpa dengan musuh maka engkau memukul pundak mereka demikian juga mereka memukul pundakmu (perang fi sabiliLlah), ?” Maka mereka (para sahabat) menjawab, “Baik Yaa RasuluLlah”. Maka Nabi bersabda, ‘DzikruLlah yaitu dzikir kepada Allah”.
Dan dengan dzikir banyak sekali buah dan manfaatnya bagi orang yang bersungguh-sungguh mengamalkannya dengan adab dan hadirnya hati di hadapan Allah Ta’ala. Dan minimal buah hasil dari dzikir adalah rasa manis lezat yang dirasakan di dalam hati yang dapat mengalahkan segala sesuatu disekelilingnya misalnya kelezatan dunyawiyah. Sedang paling tinggi buah dari dzikir adalah apabila ia fana (hilanglah segala sesuatu) karena mengerasnya Yang di ingat yaitu Allah bahkan ia sendiri tidak fana / ingat akan dirinya sendiri -karena terkalahkan oleh Yang diingat/disebutnya. Dan juga fana/lenyap dari segala sesuatu selain Dia.

Dan barang siapa yang duduk dalam keadaan suci baik dari hadats maupun najis di tempat yang sunyi (khalwat) dengan menghadap kiblat menenangkan pandangan matanya, menundukkan kepalanya kemudian berdzikir kepada Allah dengan hati yang hadir ke hadapan Allah maka hatinya akan melihat dan merasakan bekasnya dzikir secara nyata. Dan apabila ia terus dalam keadan yang demikian maka nuurul qurbi / cahaya kedekatan akan menyiinarinya dan akan terbuka baginya asraarul ghaibi yaitu rahasia sesuatu yang ghaib. Dan seutama-utamanya dzikir dalah apabila terwujud bersama-sama antara dzikir hati dan lisan. Dan yang dimaksud dzikrul qalbi /dzikir hati adalah apabila bisa hadir ke dalah hati akan makna apa yang diucapkan oleh lisan. Seperti Taqdis dan tahmiid (Pemahasucian dan pemujian) kepada Allah ketika tasbih dan tahlil. Dan dzikir adalah wirid yang abadi / da’im maka berusahalah agar lisan senantiasa basah dengan sebab dzikir dalam keadaan apapun kecuali pada waktu yang tidak memungkinkannya untuk melaksanakan dzikir tersebut seperti ketika membaca Al-Qur’an dan tafakur. Dan jadikan ibadah yang demikian ini sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan janganlah terpancang dengan hanya satu macam dzikir saja akan tetapi sebaiknya memiliki amalan dzikir yang berfariasi.

TERJEMAH KITAB RISALAH AL MUAWWANAH fasal 6

FASAL 6
Dan seharusnyalah bagi kamu memiliki wirid / amalan yaitu mempelajari atau membaca Ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang akan menambah pengetahuanmu (ma’rifatmu) akan Dzat Allah dan sifatNya dan Af’al / perbuatanNya, dan dengan ilmu tersebut engkau akan mengetahui perintah –perintahNya yang mendorongmu untuk ta’at kepadaNya, serta larangan-laranganNya yang mencegahmu untuk bermaksiat kepadaNya, sehingga yang demikian itu akan menyebabkan kamu zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat. Dan dengan Ilmu yang bermanfaat tersebut akan memperlihatkanmu akan Aib atau cacat dirimu dan akan dapat diketahui bahaya hasil perbuatanmu, serta tipudaya musuh-musuhmu. Maka yang demikian inilah Ilmu yang bermanfaat yang tertera di dalam Kitab Allah dan Sunnah Rasul SAW, dan kitab para Aimmah atai para imam pemimpin umat. Dan Imam Al-Ghazali telah mengumpulkannya dalam kitabnya yang sangat mulia (Ihya’ Ulumuddin), yang sangat besar faidahnya bagi orang yang memiliki Bashiirah / mata hati dan gemar akan Ilmu agama dan keyakinan yang sempurna, maka bersungguh-sungguh mereka dalam mempelajari kitab tersebut, demikian juga bagi kamu jika kamu benar bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan akhirat, dan berkeinginan untuk sampai / wushul kepada martabat hakikat. Dan sungguh kitab tersebut dijadikan rujukan para ahli pencari hakikat yaitu para sufi dan mereka memperoleh faidah yang sangat besar dalam waktu yang relatif singkat, semua karena berkah Al-Imaam Al-ghazaali ra.
Dan seharusnyalah bagi kamu memperbanyak membaca kitab hadits dan tafsir dan mempelajari kitab yang umum/kebanyakan dipelajari oleh para alim ulama, karena yang demikian itu akan dapat membukakan hati dan jalan yang sempurna menuju kedekatan dengan Allah seperti yang dikatakan sebagian Arifiin. Akan tetapi hendaklah berhati-hati apabila menelaah beberapa risalah yang membahas masalah-masalah yang sangat halus/lembut dan masalah hakikat dengan belajar sendiri tanpa didampingi seorang guru / Syaikh pemimbing, dan masalah yang demikian ini banyak dijumpai dari risalah-risalah yang di karang oleh beberapa pengarang seperti Syaikh Muhammad ‘Arabi dan beberapa risalah dari Al-Imam Al-Gazali RA seperti kitab Al-Ma’aarij. Apabila ada orang yang berkata, “sesungguhnya tidak mengapa bagi kami mempelajari kitab-kitab tersebut karena sesungguhnya kami hanya mengambil apa-apa yang kafi faham atasnya dan beriman terhadap apa yang tidak kami fahami dari kitab tersebut”, maka jawabannya adalah “sesungguhnya dihawatirkan bagimu bahwa apa yang engkau fahamkan dari kitab tersebut tidak sama denagn apa yang dikehendaki oleh pengarangnya maka akan menjadi tersesat dari jalan yang benar, seperti yang terjadi pada beberapa kaum yang muthala’ah kitib-kitab tersebut tanpa pembimbing seorang Syaikh maka menjadi Zindiq dengan pernyataan mereka mengenai hulul dan ittihaad (manunggaling kawulo gusti) – penyatuan antara hamba dengan TuhanNya…….Na’udzubiLlahi min dzalik.

Jumat, 21 Januari 2011

TERJEMAH KITAB RISALAH AL MUAWWANAH fasal 5

FASAL 5
Dan sebaiknya ada bagi kamu suatu wirid yaitu dengan membaca Kitab allah Yang Maha Mulia, dan engkau mengekalkan dalam membacanya setiap siang dan malam hari. Dan yang paling sedikit adalah jika engkau meringkasnya dengan membaca satu Juz setiap hari, maka dengan begitu setiap bulan bisa khatam satu kali. Dan di atas yang demikian adalah jika engkau mengkhatamkannya setiap tiga hari sekali. Dan ketahuilah bahwa pada pembacaan Al-Qur’an terdapat faidah yang sangat besar dan bekas yang jelas dalam menjernihkan hati.
RasuluLlah SAW telah bersabda, “Ibadah paling utama umatKu dadalah membaca Al-Qur’an”.
Dan telah berkata Sayyidina ‘Aly KarromaLlahu Wajhah, yang artinya “Barang siapa membaca Al-Qur’an sedang ia dalam keadaan mendirikan shalat, maka pada setiap hurufnya dihitung sebagai 100 kebajikan. Dan baranga siapa membacanya dengan duduk dalam shalat, maka pada tiap huruf baginya 50 kebajikan. Dan barang siapa membacanya di luar shalat sedang ia dalam keadaan suci dari dari hadast dan najis maka pada tiap huruf baginya mendapat 25 kebajikan. Dan barang siapa yang membacanya dalam keadaan tidak bersuci, maka baginya akan mendapatkan 10kebajikan”.
Dan takutlah bahwa keinginanmu dalam membaca hanya sebatas memperbanyak bacaan saja, tanpa memperhatikan tadbiir dan tartiilnya.
Dan keharusan bagi kamu ketika membacanya, haruslah dengan tadbiir, dan engkau juga faham akan isinya dan yang demikian itu menolong untuk dapat memahami maknanya dan dapat menghadirkan hatimu akan keagungan Mutakallim / Dzat yang berfirman yaitu Allah Ta’ala, dan sungguh engkau telah berada di hadapanNya dan sedang membaca kitabNya yang memerintahkan sesuatu kepadamu, dan Yang melarangmu akan sesuatu serta memberi nasihat kepadamu melalui firmanNya. Dan hendaknya ketika membaca ayat tentang tauhid dan tamjiid maka penuhilah hatimu dengan pengagungan kepada Allah dan Ta’dhiim kepadaNya. Dan ketika membaca ayat yang berisi janji dan ancaman maka penuhilah hati dengan perasaan takut dan harap kepadaNya. Dan ketika membaca ayat tentang perintah Nya dan besarnya kekuasaanNya, maka penuhilah hati dengan perasaan banyaknya kekurangan yang telah diperbuat dan perlu meminta ampun kepadaNya. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Al-Qur’an adalah laksana lautan yang sangat luas, dimana dari dalamnya akan keluar mutiara ilmu yang sangat berharga dan jalan kepada kefahaman. Maka barang siapa yang telah dibukakan jalan kefahaman maka akan abadilah keterbukaan hatinya dan akan sempurnalah nuurnya dan akan menjadi luas ilmunya, maka baginya tidak akan berpaling darinya / Al-Qur’an baik siang maupun malam karena sungguh ia telah sampailah ia akan tujuannya dan sungguh telah mendapatkan apa yang dicarinya. Dan yang demikian inilah sifat dari murid yang benar / shidiq
Telah berkata Syaikh Abu Madyan RA. “Belumlah sempurna seorang murid dalam ke-muridannya sehingga ia mendapati ada dalam Al-Qur’an apa-apa yang ia inginkan.
Dan wajib bagi kamu untuk menghafal beberapa surah dan ayat memang telah diterangkan di dalam sunnah akan keutamaannya, diantaranya engkau membacanya pada tiap malam Alif Laam Miim –Sajjdah- dan tabaarokal mulku, dan surah waqiah dan AmanaRrosuulu hingga akhir surah, dan surrah Ad-Dukhoon pada malam senin dan Jum’at, dan surah Kahfi pada hari Jum’at beserta malamnya, dan jika memungkinkan maka bacalah beberapa surah munjiyat yang tujuh pada tiap-tiap malam, maka yang demikian ini adalah keutamaan yang sangat besar. Dan juga diantaranya hendaklah engkau baca pada waktu pagi dan sore hari yaitu awwalnya surah Hadiid dan akhir surat Chasyr, dan surah Al-Ikhlash, dan Muawwidzatain masing-masing tiga kali, dan demikian pula engkau baca surah Al-Ikhlash dan Muawwidzatain ketiak hendak tidur beserta ayat kursy dan Qul Yaa ayyuhal kaafiruun, dan jadikan ia kalimat yang terakhir yang engkau ucapkan. –Dan Allahlah yang berfirman dengan kebenaran, dan Ia lah yang menunjukkan kepada jalan kebenaran.. Amin

Kamis, 20 Januari 2011

TERJEMAH KITAB RISALAH AL MUAWWANAH fasal 4

FASAL 4
Dan wajib bagi kamu sekalian untuk memakmurkan segenap waktumu dengan berbagai macam amal ibadah sehingga tidak ada waktu yang kosong baik malam maupun siang kecuali engkau isi dengan berbagai amal kebajikan. Maka dengan demikian akan terlihatlah bagimu berkah waktumu dan akan menghasilkan faidah yang besar dari umurmu, dan kelanggenganmu dalam menghadap kepada Allah Ta’ala. Dan seyogyanya engkau jadikan waktu tersendiri untuk kebiasanmu sehari-hari seperti makan dan minum dan pergi bekerja. Dan waktumu adalah umurmu, dan umurmu adalah modal hidupmu dan dengan waktumu itulah engkau mulai berniaga-untuk akhirat yang akan mengantarkanmu kepada kebahagiaan yang abadi di dalam kedekatan dengan Allah. Maka setiap nafas dari seluruh nafas adalah mutiara yang tidak terhitung nilainya, dan apabila telah lewat –nafas itu- maka tidak ada gantinya. Dan tidak seharusnya engkau menggunakan seluruh waktumu dengan hanya satu wirid meskipun wirid tersebut termasuk wirid yang utama. Karena yang demikian itu akan menghilangkan berkahnya banyaknya bilangan bermacam-macam wirid.. karena pada setiap wirid mempunyai efek sendiri-sendiri di dalam hati. Dan mempunyai nuur dan keistimewaan tersendiri dari Allah. Dan ketahuilah sesungguhnya bagi tiap-tiap wirid memiliki bekas yang bermacam-macam yang berguna untuk membersihkan hati dan memperbaiki tingkah laku lahiriah , dan jika engkau tidak termasuk orang yang dapat mencurahkan semua waktumu untuk melakukan wirid, maka pilihlah pada waktu-waktu yang khusus/tertentu dan engkau bayar pada waktu yang lain apabila engkau sempat meninggalkannya –pada waktu yang telah ditentukan tersebut, yang demikian ini untuk mendidik nafsu dalam berdisiplin menjaga amalan wirid tersebut.
Sayyidy Syaikh Abdurrahman as-Saqaf telah berkata,”man lam yakun lahu wirdun fahuwa qirdun yang artinya-barang siapa yang tidak memiliki wirid maka ia tak ubahnya seperti kera-. Dan telah berkata sebagian orang ‘aarfiin (orang yang sangat mengenal Allah) , “Al-Waarid (sesuatu yang datang dari Allah – seperti ilham dll) itu tergantung dari Wirid. Maka barang siapa yang tidak memiliki Wirid pada dhahiriahnya, maka tidak akan ada wariid pada bathiniahnya/sirrnya. Dan wajib bagimu untuk selalu jujur dan selalu adil dalam segala hal dan laksanakanlah amal yang sekiranya engkau dapat melanggengkannya / mudawwamah dan sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW amal yang paling disenangi/dicintai Allah adalah yang terus menerus meskipun hanya sedikit. Dan RasuluLlah SAW juga telah bersabda ambilah dari amal apa yang engkau rasa mampu kaena sesungguhnya Allah tidak akan berpaling hingga mereka berpaling. Dan sebagian dari kebiasaan syaithan dala menipu murid/orang yang sedang belajar menempuh jalan Allah, adalah mengajak mereka bergegas melakukan amal yang banyak dan tujuan syaithon dari yang demikian ini adalah agar kelak mereka)para murid) meninggalkan amal baik tersebut pada akhirnya, atau melakukannnya akan tetapi tidak sesuai dengan tuntutanyang seharusnya. Maka kemudian dari beberapaa aurad / wirid /zikir, yang dapat engkau lakkukan adalah memperbanyak shalat sunah, membaca Al-Qur’an, atau membaca ilmu, atau bertafakur. Kemudian kami terangkan beberapa adab, oleh karena itu seyogyanya bagi kamu memiliki wirid semisal shalat sunnah sebagai tambahan dari shalat-shalat sunah yang lain, yang ditentukan waktunya dan di dikira kirakan jumlahnya sekiranya akan dapat dilakukan secara terus menerus. Dan sungguh sebagian para Ulama salafushalih rahimahumuLlaah telah melaksanakan shalat dalam sehari semalam sebanyak 1000 reka’at seperti Imam Ali bin Husein ra. Dan sebagian dari mereka ada yang melaksanakan 500 reka’at, ada yang melaksanakan 300 reka’at dan lain sebagainya.
Dan ketahuilah sesungguhnya di bagi amalan shalat ada bentuk lahir dan hakekat bathinnya. Dan tiadalah shalat itu dihargai oleh Allah, hingga disempurnakan amaliah lahiriahnya dan hakikat bathiniahnya. Adapun kesempurnaan bentuk shalat adalah kesempurnaan rukun-rukunnya, dan etika/adab lahiriah dari berdirinya, pembacaan Al-Qur’annya, dan ruku’ dan sujud dan tasbih dan sebagainya. Adapun hakekatnya adalah hadir bersama Allah, ikhlasnya niat, dan menjadikan Allah sebagai tujuan dan menghadap dengan kesungguhan kepada Allah demikian juga segenap hatinya ditujukan kepada Allah, dan hendaknya pikirannya dikonsentrasikan / tidak banyak memikirkan sesuatu maka dirinya tidak bercakap-cakap dengan selain perkara shalat. Dan seyogyanya beradab sebagimana adabnya orang yang sedang bermunajat/berbisik-bisik dengan Tuhannya . telah bersabda RasuluLlah SAW, “sesunggunya orang yang shalat adalah orang yang sedang bermunajat kepada Tuhannya. . dan Nabi SAW telah bersabda, “apabila seorang hamba berdiri melaksanakan shalat, maka sesungguhnya Allah berhadapan dengannya dengan wajahNya . dan sebaiknya ia tidak melaksanakan shalat shalat sunnah yang lain seginga ia telah melaksanakan amal sunnah yang telah dianjurkan oleh Nabi SAW secara sempurnna , diantara shalat sunnah yang dianjurkan itu antara lain beberapa rekaat sebelum shalat maktubah/shalat wajib yang 5 waktu ataupun beberapa rekaat sedudahnya, dan diantaranya juga shalat witir yang termasuk shalat sunnah muakkad bahkan sebagian ulama mewajibkannya. RasuluLlah SAW telah bersabda.-Sesungguhnya Allah Ta’ala ganjil dan senang dengan yang ganjil maka berwitirlah kamu semua wahai ahli Al-Qur’an. Dan RasuluLlah SAW bersabda sesungguhnya witir adalah sesuatu yang haq/benar maka barang siapa yang tidak berwitir maka bukanlah golongan kami. Dan banyaknya bilangan reka’at shalat witir adalah 11 reka’at sedangkan yang paling sedikit adalah hendaklah meringkas sampai tiga reka’at adapun pengerjaannya adalah pada akhir waktu malam bagi orang yang membiasakan diri mengerjakan shalat malam. RasuluLlah SAW bersabda Jaadikanlah akhir shalat kamu sekalaian dengan shalat witir. Dan bagi orang yang tidak memiliki kebiasaanmegerjakan shalat malam / qiyamul lail maka lebih utama mengerjakannya setelah habis shalat Isya .
Dan termasuk shalat sunah yang dianjurkan Nabi SAW adalah shalat dhuha dan dia/shalat dhuha adalah shalat yang banyak sekali manfaat dan barokahnya. Banyaknya bilangan reka’at adalah 8 reka’at dan ada pula yang mengatakan 12 reka’at. Dan paling sedikitnya adalah 2 rekaat. Telah bersabda RasuluLlah SAW hendaklah kamu sekalian menjadikan seluruh anggota badan sebagai sedekah. Maka sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, dan setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, dan setiap takbir adalah sedekah, dan setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan nahi mungkar adalah sedekah. Dan telah mencukupi dari yang demikian itu semua 2 reka’at yang dilakukan pada waktu dhuha. Dan trermasuk shalat yang dianjurkan adalah shalat antara Maghrib dan Isya’. Adapun banyaknya adalah 20 rekaat, dan yang sedang adalah 6 reka’at. RasuluLlah SAW telah bersabda Barangsiapa yang megerjakan shalat 2 reka’at antara dua Isya’ maka Allah akan membangunkan baginya rumah di dalam surga. Dan RasuluLlah bersabda Barang siapa mengerjakan shalat sunah setelah maghrib 6 reka’at dimana diantara keduanya dia tidak bercakap-cakap dengan sesuatu yang buruk maka yang demikian itu menyamai baginya dengan beribarah selama 12 tahun dengan menghidupkan saat antara maghrib dan isya’. Dan sungguh telah datang banyak keterangan tentang fadhilah atau keutamaan shalat diantara Maghrib dan Isya’ dan akan mencukupililah keterangan berikut ini yaitu bahwasanya Ahmad bin Abil Hawary ketika bermusyawarah dengan syaikhnya Abaa Sulaiman RohimahumaLloh, apakah lebih baik ia berpuasa pada siang hari ataukah mendirikan shalat diantara waktu maghrib dan isya’, maka syaikh Abaa Sulaiman berkata, “kumpulkanlah keduanya-artinya laksanakan keduanya-. “. Kemudian ia bertanya lagi, “aku tidak mampu melaksanakan keduanya, karena apabila aku berpuasa maka aku akan disibukkan dengan berbuka puasa pada saat itu”. Maka Syaikh Abaa Sulaiman menjawab, ” jikalau engkau tidak mampu untuk mengumpulkan keduanya, maka tinggalkanlah puasa dan hidupkanlah shalat diantara dua ‘Isya’ (antara maghrib dan isya’)”. Sayyidatina ‘Aisyah RA berkata, “tidaklah masuk RasuluLlah SAW ke kediaman saya setelah shalat Isia’ yang akhir kecuali beliau SAW melaksanakan shalat empat reka’at atau enam reka’at dan Beliau SAW bersabda, “empat reka’at yang demikian telah menyamai daripada Lailatul Qadar. Dan suatu keharusan bagi kamu untuk mengerjakan Shalatul Lail /Shalat malam , sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. Dan bersabda RasuluLlah SAW, “Keutamaan shalat malam dibandingkan dengan shalat pada waktu siang hari adalah seperti kelebihannya sedekah secara tersembunya dibanding dengan sedekah secara terang-terangan”. Dan telah datang keterangan yang menyebutkan bahwa keutamaan sedekah secara tersmbunyi dibanding dengan sedekah secara terang-terangan adalah berlipat 70 lipatan dalam hal pahala dan keutamaannya. Telah bersabda RasuluLlah SAW, “Bagi kamu sekalian untuk mengerjakan shalat malam karena sesungguhnya shalat malam itu adalah amalan orang-orang shaleh sebelum kamu sekalian, dan tempat bermuqorrobah bagi kamu sekalian kepada Tuhanmu, dan saat bertafakur akan maksiat yang dilakukan, dan membersihkan dari dosa, dan penolak penyakit dari jasad kamu sekalian”.
Dan ketahuilah sesunggunya orang yang mendirikan shalat ba’da Isya’ adalah sungguh telah menghidupkan seluruh malamnya. Dan telah terjadi pada sebagian Ulama salaf melaksanakan amalan shalat pada Awwal malam hari. Akan tetapi pengerjaannya pada saat setelah bangun tidur pada malam hari adalah lebih menghinakan syaithan dan menjadi perjuangan nafsu / mujahadatunnafsi dan sirr / rahasia yang sangat ‘ajaib , dia itulah shalat tahajjud dimana Allah telah memerintahkan RasulNya SAW untuk mengerjakannya dengan firmannya, “Waminallaili fatahajjad bihii naafilatallak “. “Dan pada sebagian maalm maka bertahajudlah sebagai amalan sunnah bagi Kamu”. Dan sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai seorang hamba manakala ia bangun malam diantara keluarganya yang lain yang sedang tidur lalu ia mengerjakan shalat dan Allah memamerkannya kepada MalaikatNya dan Allah menghadapinya dengan WajahNya yang Mulia.
Dan ketahuilah sesungguhnya termasuk suatu keburukan apabila orang menginginkan Akhirat akan tetapi meninggalkan shalat malam. Maka bagaimana ? bahwa seorang murid-orang yang menginginkan sampai kepada Allah- bahwa ia senantiasa mengharapkan tambahan rahmat pada setiap waktunya, telah bersabda RasuluLlah SAW, “Sesungguhnya pada setiap malam ada suatu saat yang apabila seorang hamba menjumpai saat itu kemudian ia meminta suatu kebaikan kepada Allah tentang urusan dunia maupun akhirat melainkan Allah akan memberikannya, dan yang demikian itu terjadi setiap malam HR Muslim. Dan pada sebagian kitan Allah yang diturunkan, Allah Ta’ala berfirman, “sungguh telah bohong orang yang mengaku mencintaiKu, apabila malam telah larut lantas ia tertidur dariKu. Bukankah setiap orang yang mencintai akan selalu ingin bersendirian dengan yang dicintainya”. Syaikh Ismail bin Ibrahim AL-Jibraani rahimahuLloohu berkata, “semua kebaikan akan terkumpul semuanya pada waktu malam”-tentu saja apabila digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT-. RasuluLlah SAW bersabda yang artinya, “sesungguhnya Allah Ta’ala turun paad tiap-tiap malam ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiganya yang akhir. Maka Allah Ta’ala berifrman, ‘Adakah yang berdo’a akan sesuatu niscaya akan ijabahi, dan adakah yang meminta ampunan kepadaKu maka akan Aku ampuni, dan adakah yang meminta sesuatu niscaya akan Aku beri, dan adakah orang yang bertaubat maka akan Aku beri taubat kepadanya yang demikian itu hingga terbit fajar”. Dan bagi orang yang ‘Aarif biLlah pada mendirikan shalat malam terdapat / merupakan tempat turunnya rahmat Allah / manziilaat yang sangat mulia, yang banyak sekali dan beberapa kehebatan rasa (Dzauq) yang sangat lembut yang dapat mereka rasakan di dalam hati mereka akan ni’matnya berdekatan dengan Allah dan lezatnya bersama-sama Allah dan manisnya bermunajah dan indahnya bercakap-cakap kepada Allah / Muhadastah. Sebagian dari mereka / Aarifuun berkata, “seandainya ahli surga merasakan apa yang kami rasakan niscaya mereka merasakan hidup yang sangat menyenangkan”. Dan sebagian dari mereka Arifuun berkata, “sesungguhnya Ahlullail-orang yang ahli menghidupkan malamnya untuk beribadah kepada Allah-dalam menikmati malamnya seperti Ahlullahwi-orang yang senang bersendau gurau- dalam menikmati sendau guraunya”. Dan berkata sebagian dari mereka para Arifuun, “semenjak empat puluh tahun tidak ada sesuatu yang mengecutkan hatiku kecuali munculnya fajar”. Tentu saja nikmat yang demikian ini tidak akan terjadi kecuali setelah melalui usaha yang terus menerus dan menanggung penderitaan yang berat dalam menghidupkan ibadah di waktu malam, sebagaimana yang dikatakan oleh Utbatul Ghulamtelah datang malam selama dua puluh tahun dan selama itu pula aku merasakan kenikmatan”
(Dan jika apa yang harus di laksanakan untuk mendirikan shalat malam/ibadah malam hari dan berapa reka’at sebaiknya shalat malam dilakukan ?). maka ketahuilah sesungguhnya RasuluLlah SAW tidak mengajarkan dalam shalat tahajud akan bacaan surah-surah tertentu, akan tetapi baik juga dilakukan dengan membacanya sedikit demi sedikit ketika berdiri melakukan shalat sehingga dapat khatam dalam satu bulan, atau kurang atau lebih tergantung dari kemampuan. Adapun bikangan reka’at maka banyaknya adalah sebagaimana RasuluLlah SAW mendirikan shalat malam yaiut 13 reka’at, dan yang sedang bisa 9 atau 7 reka’at. Akan tetapi kebanyakan yang diajarkan adalah 11 reka’at . dan disunahkan ketika bangun dari tidur hendaklah engkau mengusap wajah dengan tangan seraya mengucapkan kalimat, “AlhamduliLlaahilladzii ahyanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaiHinnusyuur”. Yang artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah manghidupkan aku setelah kematianku dan kepadaNyalah tempat kembali”. Dan kemudian membaca Inna fii kholqissamaawaati wal ardhi wakhtilaafillaili wannahaari la aayaatill li ulul albaab……dan seterusnya sampai akhir surah.
Kemudian setelah itu bangun dari tepat tidur lalu ber wudhu dengan wudhu yang sempurna, kemudian shalat dua rekaat secara ringkas (tidak terlalu panjang) syukril wudhu, kemudian shalatlah setelah itu delapan reka’at dengan memanjangkannya, dengan salam pada setiap dua reka’at atau setiap empat reka’at, atau sekaligus delapan reka’at dengan satu salam. Dan apabila masih dirasa mampu, maka berdirilah mengerjakan shalat sunah menurut kemampuanmu, kemudian shalatlah tiga reka’at dengan niat mengerjakan shalat witir dengan sekali salam atau dua kali salam. Dan bacalah pada rekaat awal surah Sabbihisma Robbikal A’la, dan reka’t kedua surah Qulyaa ayyuhal kaafiruun, dan rekaat yang ketiga surah Ikhlash dan Muawwidzatain