ASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLOH ...
AHLAN WA SAHLAN WA MARHABAN ....

Join The Community

Subscribe via Email

Sabtu, 09 April 2011

KEDUDUKAN KAUM ISTERI (lanjutan kitab uqudulujain)

Hendaknya suami memberi pengertian kepada isterinya bahwa,sesungguhnya keberadaan isterinya tidak lebih bagaikan hamba sahaya (budak)dimata tuannya. Atau bagaikan tawanan yang tidak berdaya karena itu isteri tidak berhak mempergunakan harta harta suaminya kecuali memperoleh izinnya.

Bahkan menurut pendapat mayoritas Ulama bahwa,seorang isteri tidak boleh memper gunakan hartanya juga sekalipun harta itu mutlak miliknya sendiri,kecuali telah mendapat restu suami.Sebab kedudukan Isteri itu seperti orang yang menanggung hutang banyak yang harus membatasi penggunaan hartanya.

Selain itu telah kewajiban bagi kaum isteri supaya memiliki sikap pemalu terhadap suaminya sepanjang waktu.Tidak banyak membantah perkataan suami.Merendahkan pandangannya di hadapan suami.Mentaati perintah-perintahnya, dan siap mendengarkan kata-kata yang diucapkan suaminya.Menyongsong kedatangan suami dan mengantarkannya ketika hendak keluar rumah.Menampakkan rasa cinta dan bergembira dihadapannya.Menyerahkan dirinya secara penuh di sisi suaminya ketika di tempat tidur.

Termasuk perkara penting yang perlu mendapat perhatian kaum isteri adalah,hendaknya selalu memperhatikan kebersihan mulutnya,baik dengan cara di gosok dalam berbagai waktu,menggunakan misik atau wewangian lain.Mem bersihkan pakaian,selalu bersolek di hadapan suami sebaliknya tidak berhias jika suami sedang pergi.

Al Ashmu'i menceritakan pengalamannya ketika berjalan-jalan di suatu dusun. Katanya,suatu hari aku melihat seorang wanita di suatu desa.Ia berpakaian merah menyala,semua semua kukunya dikenakan pacar dan tangannya menggenggam tasbih.

Al Ashmu'i bergumam:Alangkah indahnya wanita itu,hampir tidak ada ke keindahan yang melebihinya. Setelah mengetahui sapaanku,ia bersair :
Demi Allah
sesunggunya aku mempunyai seorang kawan
yang akrab
yang tidak dapat kutinggalkan
sewaktu-waktu aku bercengkerama
bersama dirimu

Al Ashmu'i melanjutkan,sekarang aku tahu bahwa,wanita itu ternyata seorang isteri yang solehah.Ia mempunyai suami dimana ia selalu berhias untuk menyenangkan dirinya.
Selanjutnya,seorang isteri hendaknya menjauhkan diri dari sikap berkhianat ter hadap suami.Baik berkhianat ketika ditinggal suami,saat di tempat tidur atau berkhianat pada hartanya.

"laa yahillu lahaa an tuth'ima min baitihi illaa biidznihi illaa arrothba minaththo'aami alladzii yakhoopu fasaaduhu fain ath'amat 'an ridhoohu kaana lahaa mitsla ajrihi wain ath'amat bighoiri idznihi kaana lahulajru wa'alaihalwizru." (al-hadits)
Artinya:"Tidak dihalalkan bagi seorang isteri memberikan makanan dari rumah suaminya kecuali mendapat izinnya.Kecuali berupa makanan basah (yang kadar airnya tinggi)yang dikhawatirkan busuk.Kalau seorang isteri memberi makanan tanpa memperoleh izin suaminya,maka suaminya yang mendapat pahala dan ia sen diri mendapat dosa.(al-hadits).

Seorang isteri juga harus menghormati keluarga suaminya,kerabat-kerabatnya kendati hanya dengan ucapan.Hendaknya isteri dapat menempatkan dirinya dalam memandang perkara yang sedikit yang dimiliki suami sebagai perkara yang banyak. Tidak menolak jika diajak tidur bersama,kendati saat itu ia sedang berkendaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar